Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-13 16:10:38【Sehat】437 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum kepada mahasaisw

Beijing (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengajak mahasiswa, peneliti, dan industri di Universitas Tsinghua, Beijing, China, berkolaborasi dalam pengembangan Produk Obat Terapi Lanjutan(Advanced Therapy Medicinal Products/ATMP) di Indonesia.
"Kami ingin mengembangkan sains dan teknologi ke tahap lebih besar melalui konsep ABG: akademia, bisnis, dan government.Universitas Tsinghua, sebagai salah satu kampus terbaik di China, bisa bekerja sama dengan BPOM, termasuk transfer teknologi untuk dikembangkan di Indonesia," kata Taruna kepada ANTARA, Selasa (4/11).
Pernyataan itu Taruna sampaikan usai memberikan kuliah umum berjudul Regulatory Policy and Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP) and Strategies to Accelerate Access to Innovative Medicinesdi Tsinghua.
Kuliah umum tersebut dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, peneliti, dan pelaku usaha bidang kesehatan.
ATMP adalah produk medis berbasis sel atau jaringan yang digunakan untuk pengobatan, pencegahan, atau diagnosis penyakit. Produk ini meliputi terapi sel, terapi gen, dan rekayasa jaringan, termasuk stem cell, sekretom, dan terapi gen.
Taruna menekankan pentingnya uji klinis sebagai pintu masuk pengembangan ATMP.
"Uji klinis memastikan keamanan, kualitas, dan kemanfaatan produk. Uji pra-klinis dilakukan dulu pada hewan, baru manusia," jelasnya.
Ia menambahkan, uji klinis juga membuka peluang investasi, termasuk pembangunan pabrik obat di Indonesia, dan peserta uji klinis memperoleh kompensasi finansial. Bila lolos, BPOM akan menerbitkan izin edar sehingga produk bisa digunakan masyarakat.
Taruna menyebut, 94 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor, terutama dari China dan India.
"Gangguan impor bisa menimbulkan krisis obat. ATMP berbasis biologi menjadi harapan baru, karena saat ini 65 persen obat berbasis biologi," kata Taruna.
BPOM telah mengatur ATMP melalui Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced dan Peraturan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Cara Pembuatan Obat Berbasis Sel dan Jaringan Manusia.
Produk yang mengalami manipulasi melebihi standar atau digunakan untuk tujuan non-homolog wajib mendapat izin edar BPOM.
Suka(7)
Artikel Terkait
- Makanan dan minuman sehat yang bisa membantu menambah tinggi badan
- Penyebab produk pangan terpapar radioaktif & dampaknya bagi kesehatan
- Dinkes DKI catat 1,9 juta kasus ISPA hingga Oktober 2025
- Menemukan Shanghai tempo dulu di Jakarta Pusat
- 56 UMKM di Jakbar ikuti pelatihan komoditi makanan
- BGN sebut MBG telah serap satu juta tenaga kerja
- Perjanjian Australia–PNG buka peluang kerja sama dengan Indonesia
- Pemprov Lampung efektifkan program nasional sejahterakan masyarakat
- Nasib perempuan Gaza dua tahun sejak konflik pecah
- Dinkes Sumsel temukan 390.354 kasus ISPA hingga September 2025
Resep Populer
Rekomendasi

Polri gelar tanam jagung kuartal IV guna dukung swasembada pangan

Pemprov DKI dinilai perlu sediakan fasilitas air minum saat panas

Menekraf dukung akselerasi produk ekraf di Trade Expo Indonesia

Simak sejarah dan tujuan diperingatinya Hari Pangan Sedunia

Ahli Ekologi Hewan: NTB jadi daerah penting bagi migrasi burung dunia

Kemenperin fasilitasi 19 IKM binaan di TEI 2025, perluas akses pasar

Simak sejarah dan tujuan diperingatinya Hari Pangan Sedunia

Ini dampak buruk konsumsi gluten dan dairy bagi penderita alergi